“BESILAH” alasan Listrik Gratis untuk masyarakat Kerinci dari PLTA?

  Oleh : PEBI Julianto Aktivis Lingkungan / Akademisi PT. Kerinci Merangin Hidro (PT. KMH) saat ini sedang dalam tahap akhir pembangunan Pem...

 

Oleh : PEBI Julianto
Aktivis Lingkungan / Akademisi

PT. Kerinci Merangin Hidro (PT. KMH) saat ini sedang dalam tahap akhir pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kabupaten Kerinci. Bahkan sudah difungsikan saat Kerinci mengalami pemadaman listrik akibat robohnyo tiang SUTT. Energi bersih dengan kapasitas 350 MW ini rencananya akan diresmikan oleh Presiden Prabowo pada bulan Agustus 2025.

BESILAH merupakan akronim dari Budaya, Ekonomi, Sosial, Infrastruktur, Lingkungan, Agama, dan Hukum. Tujuh alasan utama mengapa harapan masyarakat Kerinci untuk mendapatkan listrik gratis layak diperjuangkan.

1. Budaya

Adat di Kerinci mulai mengalami tekanan sejak berdirinya PT. KMH pada tahun 2012. Pada tahun 2017 saat muncul konflik antara masyarakat Tamiai dan masyarakat yang berladang. Kemudian munculnya identitas Adat Ujung Kerajaan Pagaruyung Rencong Telang. Di sisi lain, muncul isu dualisme kelembagaan adat Muara Langkap Tamiai yang berdampak pada melemahnya kekompakan masyarakat.

Seorang hakim pernah berkata, “Untung ada adat. Banyak masalah selesai dengan adat. Kalau tidak, entah berapa banyak kasus yang harus menumpuk di pengadilan.”

Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya adat dalam kehidupan bermasyarakat.

Sudah saatnya marwah adat ditinggikan kembali. Jika lembaga adat mampu bernegosiasi dengan Jusuf Kalla untuk listrik gratis, maka masyarakat pun akan mendukung langkah tersebut. Bahkan masyarakat Kerinci setuju untuk memberikan gelar kehormatan “Depati Negarawan Kemanusiaan” kepada Bapak Jusuf Kalla.

2. Ekonomi

PT. KMH mendapat investasi sebesar 13 triliun rupiah melalui pinjaman dari konsorsium bank, yang harus dikembalikan dengan total mencapai 22 triliun rupiah termasuk bunga. Jika operasional PLTA mampu menghasilkan listrik sebesar 350 MW secara stabil, maka pendapatan kotor diestimasikan mencapai 3 triliun rupiah per tahun.

Rincian pengeluaran dan pemasukan diestimasikan sebagai berikut. Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O&M): 2% atau sekitar 60 miliar/tahun. Kebutuhan listrik masyarakat Kerinci (5%): sekitar 150 miliar/tahun. Cicilan pinjaman + bunga (48%): sekitar 1,44 triliun/tahun. Keuntungan bersih (45%): sekitar 1,35 triliun/tahun. Selama 15 tahun pertama, keuntungan bersih mencapai 20,25 triliun rupiah, dan dalam 15 tahun berikutnya (setelah utang lunas), keuntungan total bisa mencapai 41,84 triliun rupiah. Bahkan jika 5% listrik diberikan secara gratis kepada masyarakat, perusahaan masih berpotensi memperoleh keuntungan bersih sebesar 62,1 triliun rupiah dalam kontrak 30 tahun.

Dari sisi ekonomi, sangat pantas dan masuk akal bagi PT. KMH untuk memberikan listrik gratis bagi masyarakat Kerinci.

3. Sosial

Banyak isu sosial muncul seiring proyek PLTA. Ketimpangan kompensasi, retaknya hubungan kekeluargaan, bahkan konflik dalam pemilihan kepala desa yang penuh praktik transaksional mencapai jutaan/ orang. Isu kisah tragis menyebutkan seorang kakak tidak melayat saat adiknya meninggal karena konflik pembagian kompensasi.

Studi di Eropa Timur menunjukkan bahwa proyek energi besar yang mengabaikan partisipasi masyarakat berujung pada konflik sosial, keretakan komunitas, dan hilangnya kepercayaan terhadap pemerintah maupun investor.

Karena itu, listrik gratis dapat menjadi simbol keadilan sosial yang menyatukan kembali masyarakat Kerinci.

4. Infrastruktur

Pembangunan PLTA telah membawa dampak pada infrastruktur masyarakat. Rusaknya jalan umum, retaknya bangunan warga, dan terganggunya aktivitas sehari-hari akibat kendaraan mobilisasi material dan juga getaran dari proses pembangunan.

Pengorbanan masyarakat dalam pembangunan ini patut dihargai melalui kompensasi nyata berupa listrik gratis.

5. Lingkungan

Pengambilan material dari hulu sungai dan perubahan aliran sungai berdampak langsung pada lingkungan, termasuk meningkatnya risiko banjir. Ekosistem terganggu, dan masyarakat menjadi korban dari kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.

Maka, memberikan listrik gratis adalah bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan.

6. Agama

Bapak Jusuf Kalla, Founding Father Kalla Group, kini berusia 83 tahun, jauh di atas rata-rata usia hidup masyarakat Indonesia yang 72 tahun. Dalam perspektif agama, pahala sedekah jariyah seperti listrik gratis akan terus mengalir selama manfaatnya dirasakan masyarakat.

Dengan menyumbangkan 5% produksi listrik untuk masyarakat Kerinci, JK dan Kalla Group akan dikenang sebagai pelopor kemanusiaan yang agung.

7. Hukum

Konstitusi Negara Republik Indonesia menegaskan bahwa tanah, air, udara, dan seluruh kekayaan alam digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Jika 5% listrik tidak diberikan kepada masyarakat, maka pemanfaatan sumber daya alam hanya menguntungkan perusahaan. Sebaliknya, memberikan listrik gratis kepada masyarakat adalah langkah nyata dalam menjunjung amanat konstitusi dan memperkuat keadilan distributif dalam pengelolaan sumber daya alam. Inipun perusahaan tetap menjadi bagian yang mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Dengan keyword BESILAH; Budaya, Ekonomi, Sosial, Infrastruktur, Lingkungan, Agama, dan Hukum. Masyarakat Kerinci memiliki landasan kuat untuk memperjuangkan listrik gratis dari PLTA PT. Kerinci Merangin Hidro. Ini bukan sekadar tuntutan, melainkan hak moral dan konstitusional atas kekayaan alam yang telah masyarakat Kerinci jaga dan relakan demi pembangunan nasional.

Related

Opini 572825723707238877

Terbaru

Hot in week

Komentar

item